Kitab Thaharah Dalam Kitab Umdatul Ahkam
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah azza wa Jalla yang
telah memberikan taufik dan hidayah kepada kita. Shalawat dan salam untuk Nabi
Muhammad saw. sebagai sosok yang segala upaya kebaikan adalah untuk mencontoh
kehidupan beliau saw.
Berikut ini akan kami sajikan pembahasan
kitab Umdatul Ahkam karya Imam Abdul Ghani al-Maqdisi
rahimahullah. agar menjadi tambahan ilmu dan manfaat untuk kaum muslimin, di
tengah kurangnya kemampuan akses umat terhadap kitab-kitab hadits yang bermanfaat.
Hal ini agar umat dengan mudah merujuk kepada kitab-kitab yang sangat terkenal
keilmuan penulis dan penyusunnya, serta memelihara umat dari amalan-amalan
ibadah yang tidak sesuai dengan contoh Nabi saw.
Sebelum Masuk ke pembahasan, jika kaum
muslimin sekalian mengakses tulisan di blog ini dengan menggunakan gadget
android, dan lain-lain, kami sarankan agar menggunakan Aplikasi Chrome.
Hal ini agar tampilan dan akses terhadap blog ini jadi lebih mudah. Jika menggunakan
aplikasi Opera mini, UC Browser, dan lain-lain, maka tampilan blog ini menjadi
kurang menarik, dan tulisan di dalamnya tidak bisa terakses dengan baik.
Semoga bermanfaat !
1. Kitab
Thaharah
Hadits ke-1
“Dari umar
bin Khattab radhiyallahu Anhu, ia berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda:”Sesungguhnya segala amal itu dilakukan dengan niat.” Dalam riwayat
yang lain,”Dengan bermacam-macam niat”. Dan sesungguhnya segala sesuatu itu
bergantung pada niatnya. Maka barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan
rasul-Nya, maka hijrahnya adalah untuk Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa yang
hijrahnya untuk dunia yang ingin ia dapatkan, atau karena perempuan yang ingin
ia nikahi, maka hijrahnya adalah untuk apa yang ia niatkan padanya”. (Diriwayatkan
oleh Imam al-Bukhari.no.1; Imam Muslim.no.1907)
Hadits ke-2
“Dari Abu
Hurairah radhiyallahu Anhu, Rasulullah saw. bersabda,”Allah tidak akan menerima
shalat salah seorang di antara kalian –apabila ia berhadats- hingga ia
berwudhu”. (Ini adalah lafaz dari Imam al-Bukhari.no.6954; Shahih
Muslim.no.225.)
Hadits ke-3
“Dari Abdullah bin Amru bin al-Ash, Abu Hurairah, dan Aisyah
radhiyallahu Anhum, Rasulullah saw. bersabda,”Celakalah bagi orang yang tidak
menyempurnakan wudhunya, karena akan tersentuh api neraka”. (al-Bukhari.no.60;
Muslim.no.241)
Hadits ke-4
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi saw. bersabda,”Apabila
salah seorang di antara kalian berwudhu, maka hendaklah ia memasukkan air ke
dalam mulutnya (berkumur), kemudian menghembuskannya kembali. Dan Barangsiapa
yang beristijmar, maka hendaklah dengan ganjil. Dan jika salah seorang di
antara kamu terbangun dari tidurnya, maka hendaklah membasuh kedua tangannya 3x
sebelum memasukkannya ke dalam wadah (ketika berwudhu). Karena seseorang di
antara kamu tidak mengetahui sampai ke mana saja tangannya (ketika tidur).
(al-Bukhari.no.162; Muslim.no.237)
Dalam
riwayat Muslim : “Hendaklah ia menghirup air dengan kedua lubang hidungnya”.
(Muslim.no.21)
Dalam
riwayat yang lain :”Barangsiapa yang berwudhu, maka hendaklah menghirup air
dengan hidung”. (Redaksi ini tidak ditemukan dalam Shahih al-Bukhari dan
Muslim)
Hadits ke-5
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah saw.
bersabda,”Janganlah Salah seorang di antara kamu buang air kecil di air tenang
yang tidak mengalir, kemudian mandi di dalamnya”. (al-Bukhari.no.239;
Muslim.no.282)
Dalam riwayat
Muslim :”Janganlah salah seorang di antara kamu mandi dalam air yang tenang,
sedang ia dalam keadaan junub”. (Muslim.no.283)
Hadits ke-6
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah saw.
bersabda,”Jika seekor anjing minum pada wadah salah seorang di antara kamu,
maka hendaklah ia membasuhnya 7x”. (al-Bukhari.no.172; Muslim.no.279, 90)
Dalam riwayat
Muslim:”Salah satu basuhannya dengan tanah”. (Muslim.no.279, 91)
Hadits ke-7
“Dalam hadits Abdullah bin Mughaffal, bahwa Rasulullah saw.
bersabda,”Jika seekor anjing menjilati wadah, maka basuhlah ia 7x, dan
sempurnakanlah basuhan kedelapan dengan tanah”. (Muslim.no.280)
Hadits ke-8
“Dari Humran – Hamba sahaya milik Utsman- r.anhuma, bahwa ia
melihat Utsman meminta air untuk wudhu, Beliau menuangkan air pada kedua
tangannya dari wadah, dan mencuci keduanya 3x. Kemudian beliau memasukkan
tangan kanannya ke dalam wadah lalu berkumur, menghirup air, dan
menghembuskannya. Kemudian membasuh wajahnya 3x, kedua tangan sampai siku 3x,
kemudian membasuh kepalanya, kemudian membasuh kedua belah kakinya 3x. Kemudian
beliau berkata,”Aku melihat Nabi saw. berwudhu seperti wudhuku ini. Beliau saw.
bersabda,”Barangsiapa yang berwudhu seperti tatacara wudhuku ini, kemudian
shalat dua rakaat, tidak mendengarkan bisikan buruk jiwanya dalam melaksanakan
keduanya, maka akan diampunkan baginya segala dosanya yang telah lalu.
(al-Bukhari.no.159; Muslim.no.226)
Hadits ke-9
Dari Amru bin Yahya al-Muzani, dari ayahnya. Ia berkata: Aku
menyaksikan Amru bin Abi Hasan bertanya kepada Abdullah bin Zaid tentang
bagaimana wudhu Nabi saw. ? Maka Abdullah bin Zaid meminta sebuah wadah berisi
air. Kemudian ia mencontohkan kepada mereka wudhu Nabi saw. Ia menuangkan air
dari wadah pada kedua tangannya, lalu mencucinya 3x. Kemudian ia memasukkan
tangannya ke wadah, lalu berkumur, menghirup air, lalu menghembuskannya -3x-
dengan 3x menciduk air. Kemudian ia memasukkan tangannya ke wadah, lalu
membasuh wajahnya 3x. Kemudian ia memasukkan kedua tangannya ke wadah, lalu
membasuh keduanya sampai siku 2x. Kemudian ia memasukkan tangannya ke wadah,
lalu mengusap kepalanya, dimulai dari ubun-ubun hingga ke belakang leher sekali
usapan. Kemudian ia membasuh kedua kakinya. (al-Bukhari.no.186; Muslim.no.235)
Dalam riwayat
lain: Ia memulai dengan bagian depan kepalanya, hingga sampai ke belakang leher,
kemudian mengembalikan usapannya lagi sampai ke tempat ia memulai usapannya.
(al-Bukhari.no.185; Muslim.Jilid 1.hlm.211)
Dalam sebuah
riwayat: Kami mendatangi Rasulullah saw. dan mengeluarkan baginya air untuk
wudhu dalam sebuah bejana.
Hadits ke-10
Dari Aisyah r.anha, ia berkata: Dahulu Rasulullah saw. sangat
menyukai mendahulukan yang kanan dalam memakai sandal, melangkahkan kaki, dalam
bersuci, dan dalam segala sesuatunya. (al-Bukhari.no.168; Muslim.no.268)
Hadits ke-11
“Dari Nu’aim
al-Mujmir, dari Abu hurairah r.a, dari Nabi saw., beliau bersabda:”Sesungguhnya
umatku akan dikenali pada hari kiamat dengan cahaya putih pada anggota tubuh
yang menjadi bekas wudhu. Maka barangsiapa di antara kamu yang mampu
memanjangkan bekas wudhunya, maka hendaklah ia lakukan. (al-Bukhari.no.136)
Dalam riwayat
lain: Aku melihat Abu hurairah berwudhu, ia membasuh muka dan kedua tangannya
hingga bahu. Kemudian ia membasuh kedua kakinya hingga sampai lutut. Kemudian
ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:” ”Sesungguhnya umatku akan
dikenali pada hari kiamat dengan cahaya putih pada anggota tubuh yang menjadi
bekas wudhu. Maka barangsiapa di antara kamu yang mampu memanjangkan bekas
wudhunya, maka hendaklah ia lakukan. (Muslim.no.246, 35)
Hadits ke-12
Dalam salah satu riwayat Imam Muslim, Abu hurairah berkata : Aku
mendengar kekasihku saw. bersabda:”Cahaya tubuh seorang mu’min pada hari kiamat
akan bergantung pada bagian tubuh yang dijangkau oleh air wudhu.”
(Muslim.no.250)
****
Anutapura, 4 Rabi'ul Akhir 1440 H/11 Desember 2018 Pkl.07.57 W.I.T.A
Khadim al-Quran wa As-Sunnah
Aswin Ahdir Bolano
Posting Komentar untuk "Kitab Thaharah Dalam Kitab Umdatul Ahkam"