Tafsir Surat Alfatihah ayat 7
“Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat atas mereka, bukan jalannya orang-orang yang mendapat murka, dan
bukan pula jalannya orang-orang yang tersesat”
Hikmah dalam ayat ini :
1. Orang-orang yang diberi nikmat pada ayat ini adalah orang-orang
yang disebutkan oleh AlQuran dalam surat an-Nisa ayat 68-69, yaitu :
“Dan sungguh kami akan menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus
(68). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya, maka mereka itulah
bersama orang-orang yang Allah telah berikan nikmat atas mereka dari golongan
para nabi, orang-orang yang benar, para syuhada, dan orang-orang yang shaleh
(69)”.
(an-Nisa: 68-69)
Golongan yang
disebutkan dalam ayat di atas adalah golongan manusia utama yang telah berhasil
secara sempurna dalam menyelesaikan perjalanan hidup mereka di atas “Shiratal
Mustaqim” hingga akhir kehidupan mereka di dunia.
2. Setelah menyebutkan pertama sebagai golongan manusia utama,
Golongan kedua yang disebutkan dalam surat al-Fatihah ayat ketujuh ini adalah
golongan yang mendapat murka dari Allah swt. “al-Maghdhubi ‘alaihim”.
Berkaitan dengan maknanya, Ibnu Jarir menyebutkan riwayat dari
‘Adi bin Hatim, bahwa Nabi saw. bersabda:
“Orang-orang yang mendapat murka itu adalah orang-orang Yahudi”.
Hadits ini
melalui beberapa orang sahabat yang lain, yaitu Abdullah bin Syaqiq, Ibnu
Abbas, Ibnu Mas’ud, dan yang lainnya.
3. Alhafiz Ibnu Katsir menyebutkan bahwa dalam al-Fatihah ayat
ketujuh ini terdapat tiga golongan manusia dengan ciri khasnya masing-masing,
yaitu:
1) Ahlul Iman; yaitu orang-orang yang memiliki ilmu tentang
kebenaran (al-Haq) dan mengamalkannya. Inilah golongan manusia utama
yang disebut sebagai orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah swt. dalam
ayat ini. Mereka terdiri dari para nabi, orang-orang yang benar, para syuhada,
orang-orang yang shaleh, dan manusia-manusia pilihan yang beristiqomah di atas
islam.
2) Orang-orang Yahudi; yaitu orang-orang banyak ilmunya namun
tidak mengamalkannya. Mereka inilah yang mendapat murka (al-Maghdhub
‘alaihim) dalam ayat ini. Dalam kehidupan modern, mereka adalah orang-orang
yang berpendidikan tinggi dan memiliki ilmu tentang islam dan kebenaran yang
memadai, namun tidak mau mengakui
kebenaran islam, dan juga tidak mengamalkan ilmunya.
3) orang-orang Nasrani; yaitu orang-orang yang tidak memiliki
ilmu, mereka sangat bersemangat dalam melakukan berbagai ibadah, namun tidak
sesuai dengan petunjuk yang telah diturunkan oleh Allah swt. yaitu dengan
mengikuti dan mengakui kebenaran Nabi saw. Golongan ini tidak mengetahui
kebenaran sedikitpun dan tidak mau mencarinya, hingga akhirnya mereka hanya
bergelimang dalam kesesatan, tanpa adanya petunjuk ke jalan yang benar.
4. Inti dari kesalahan dan dosa kedua golongan yang tercela dalam
ayat ini dari kalangan Yahudi dan Nasrani adalah masalah ilmu keagamaan. Yahudi
memiliki ilmu pengetahuan agama yang memadai, namun tidak mau menerima dan
mengikuti ilmu yang telah mereka miliki berupa pengetahuan akan datangnya Nabi
saw. sebagai nabi dan rasul terakhir. Adapun orang-orang Nasrani, mereka tidak
memiliki pengetahuan sedikit pun tentang islam dan kebenarannya, juga tidak mau
mencari ilmu tentang kebenaran. Hal ini mengandung nasehat yang berharga bagi
umat islam agar mereka tidak terjebak pada keadaan sebagaimana yang dialami
oleh kedua golongan ini, yaitu memiliki ilmu tapi tidak mengamalkannya, atau
pun tidak memiliki ilmu sama sekali.
5. Menuntut ilmu tentang keislaman dasar adalah wajib hukumnya
bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. al-Imam al-Bukhari dalam kitab
shahihnya bahkan memberikan pernyataan bahwa “al-Ilmu qabla al-Qaulu wa
al-‘amal” ilmu itu harus dimiliki sebelum berkata dan berbuat suatu amalan
atau pun pekerjaan.
*****
Bolano, 22 Februari 2019/17 Jumadil Akhir 1440 H Pkl.11.27 WITA
Khadim Alquran wa as-Sunnah
Aswin Ahdir Bolano
Posting Komentar untuk "Tafsir Surat Alfatihah ayat 7"