16 Aturan Syariat Seputar Berqurban (1 dari 3)

1) Hukum berqurban adalah sunat muakkad (Sunat yang mendapat penekanan untuk melaksanakannya). Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar menyebutnya Sunnah yang ma’ruf (terkenal).

2)Urutan pelaksanaan Qurban ialah dimulai dengan mendahulukan pelaksanaan shalat Iedul Adha, lalu setelah shalat barulah diadakan penyembelihan hewan qurban.

“Dari al-Barra’ r.a, Rasulullah saw. Bersabda:”Sesungguhnya hal yang paling pertama kita lakukan pada hari (Idul Adha) ini adalah shalat Id, kemudian kita kembali dan menyembeli qurban. Barangsiapa yang siapa yang melaksanakannya dengan tata cara ini, maka ia telah melakukan sunnah kami. Namun barangsiapa yang menyembelih hewan qurban sebelum shalat shalat, maka ia hanya akan menjadi daging yang disembelih untuk keluarganya, tidak termasuk dalam hitungan sebagai hewan qurban….” (al-Bukhari no.5545)

3) Dibolehkan membagikan daging qurban secara merata, termasuk kepada orang kaya, wanita, anak-anak, dan sebagainya

“Dari Uqbah bin Amir al Juhani, bahwa Nabi saw. Membagikan daging qurban kepada para sahabatnya…” (al-Bukhari no.5547)

4) Dibolehkan berqurban bagi orang yang dalam perjalanan (musafir) dan perempuan

“Dari Aisyah r.anha, bahwa Nabi saw. Masuk menemuinya ketika mendapat haid sebelum masuk kota Mekah, maka Aisyah pun menangis karena hal itu. Nabi saw. Bersabda:”Ada apa denganmu ? Apakah engkau haid ? Aisyah menjawab:”Ya!”. Beliau saw. Bersabda:”Sesungguhnya hal ini adalah ketetapan Allah swt. Kepada anak cucu Adam a.s yang perempuan, lakukanlah ibadah yang biasa dilakukan oleh jamaah haji, kecuali bertawaf di Ka’bah. Ketika kami berada di Mina, didatangkan daging sapi kepadaku, dan Aku berkata:”Apakah ini ? Para sahabat menjawab:”Rasulullah saw. telah berqurban untuk istri-istrinya dengan seekor sapi”. (al-Bukhari no.5548)

5) Dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban di masjid

“Dari Ibnu Umar r.a, bahwa Nabi saw. selalu menyembelih dan berqurban di Mesjid.” (al-Bukhari no.5552)

1_2_3

Location:

Share :