Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waspada! Inilah Hadits Lemah dan Palsu Seputar Haji





 Hadits Ke-1
“Dari Ali bin Abi Thalib r.a, Rasulullah saw. bersabda:”Barangsiapa yang memiliki bekal yang cukup dan kendaraan yang menyampaikan ke Baitullah namun ia tidak melaksanakan haji, maka ia akan mati sebagai seorang Yahudi atau pun Nasrani”. (al-Maudhu’at Ibnul Jauzi)


Dalam hadits ini Dha’if (lemah) karena  terdapat dua kelemahan, Pertama, yaitu adanya periwayat yang bernama Hilal bin Abdullah. Imam at-Tirmidzi berkata bahwa Hilal bin Abdullah tidak dikenal oleh para ulama hadits. Kedua, adanya periwayat yang bernama al-Harits, yang dicap oleh Imam asy-Sya’bi dan selainnya sebagai seorang pendusta hadits.



Hadits ke-2
“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw. bersabda:”Barangsiapa yang mati dan belum melaksanakan haji sesuai syariat islam, tanpa adanya halangan, udzur syar’i, ataupun penguasa yang zhalim, maka ia akan mati sebagai salah satu dari dua golongan, yaitu Yahudi atau Nasrani.” (al-Maudhu’at)
Hadits ini adalah hadits adalah hadits palsu yang mengandung dua kelemahan. Pertama, terdapat periwayat yang bernama Abu al-Mahzum atau Yazid bin Sufyan. Yahya bin Ma’in berkata bahwa haditsnya tidak dianggap oleh para ulama. an-Nasa’i berkata bahwa haditsnya ditinggalkan oleh para ulama hadits. Kedua, terdapat periwayat bernama Abdurrahman al-Qattami. Imam Amru bin Ali al-Fallas menyebutnya sebagai pendusta. Imam Ibnu Hibban berkata bahwa riwayatnya wajib dibuang.


Hadits ke-3
“Dari Miqdad bin al-Aswad r.a, Rasulullah saw. bersabda:”Sesungguhnya Allah swt. tidaklah memudahkan seorang hamba melaksanakan haji kecuali dengan ridha. Jika Allah swt. telah ridha, maka seorang hamba akan mutlak melaksanakan haji”. (al-Maudhu’at)
Hadits ini adalah hadits palsu, dalamnya terdapat Sa’id bin Abdurrahman yang menurut Ibnu Hibban meriwayatkan hadits-hadits palsu dari orang-orang tsiqah dengan mencampurkannya dengan hal-hal yang tidak benar.

Hadits ke-4
Dari Ummul Fayadh, hamba sahaya milik Abdul Malik bin marwan, ia mendengar Abdullah bin Mas’ud berkata:”Tidaklah seorang hamba laki-laki ataupun perempuan berdoa kepada Allah swt. pada malam Arafah dengan doa ini 1000 kali, kecuali Allah swt. akan mengabulkan segala permintaannya, kecuali jika ia memutuskan silaturahim atau berbuat maksiat:”Subhanalladzi fis samaa’i arsyihi…………” Ummu al-Fayadh berkata kepada Abdullah bin Mas’ud:”Apakah doa ini bersumber dari Nabi saw.? Ibnu Mas’ud menjawab:Ya!”. (al-Maudhu’at)
Hadits ini adalah hadits yang sangat lemah, dalam sanadnya terdapat periwayat bernama Uzrah, Imam al-Uqaili menyatakan bahwa haditsnya tidak diikuti oleh para ulama.

Hadits ke-5
“Dari Abu Hurairah r.a, Nabi saw. bersabda:”Barangsiapa yang menikah sebelum menunaikan ibadah haji, maka sungguh ia telah memulainya dengan maksiat”. (al-Maudhu’at)

Hadits ini adalah hadits palsu, dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Ayub. Imam Ibnu Hibban mengatakan bahwa Muhammad bin Ayub meriwayatkan hadits-hadits palsu, sehingga tidak halal berhujjah dengannya. Adapun ayah dari ayah Muhammad bin Ayub, Yahya bin Ma’in menyatkan bahwa haditsnya tidak dianggap oleh para ulama.

Posting Komentar untuk "Waspada! Inilah Hadits Lemah dan Palsu Seputar Haji"

Buku sejarah 25 Nabi Balita