31 Tanda Seseorang Beriman Dengan Benar | Intisari Shahih al-Bukhari Bab Iman
Iman artinya adalah percaya dan yakin, yaitu membenarkan dan meyakini dengan hati kebenaran agama islam, mengikrarkannya dengan lisan, dan mengamalkannya dengan anggota badan. Imam al-Bukhari dari kitab shahihnya berpendapat bahwa iman adalah ucapan –yang lahir dari keyakinan hati- dan juga perbuatan, sebagaimana disinyalir dalam hadit Nabi saw.
”Islam dibangun di atas 5 hal, yaitu syahadat bahwa tidak Tuhan selain Allah swt dan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan ramadhan, serta menunaikan ibadah haji ke Baitullah. (HR.al-Bukhari, Muslim, dll)
Iman seseorang bisa bertambah dan juga berkurang, iman bertambah karena sering melakukan ibadah pembersih hati, serta iman akan berkurang karena berkurangnya ibadah dan banyaknya maksiat dan dosa. Tidak hanya itu, ada banyak tanda dancabang iman dalam islam, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Cinta dan Benci Sesuatu Karena Allah swt.
Maksudnya yaitu ketika seseorang mendasarkan berbagai hal karena Allah swt. termasuk dalam hal perasaan, yaitu cinta dan benci. Misalnya yaitu mencintai lawan jenis karena keimanannya, mencintai pemimpin karena keshalehannya, mencintai sebuah hobi karena ada hubungannya dengan Allah swt. dan seterusnya. Membenci seseorang karena dosanya, serta memuliakan seseorang karena ketaatannya.
2. Memahami Syumuliatul Islam (Bahwa Islam Mencakup Seluruh aspek kehidupan)
Memahami syumuliatul islam (islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan), adalah salah satu poin penting dalam urusan iman, bahkan Imam al-Bukhari mencantumkannya dalam pembukaan bab Iman yang menjadi pembahasan kedua setelah bab permulaan wahyu dalam kitab shahihnya.
Tidak hanya itu, untuk menjelaskan syumuliatul islam ini, Imam al-Bukhari Mencantumkan kutipan surat Khalifah Umar bin Abdul Aziz kepada Gubernurnya yang bernama Adi bin Adi sebagai pembuka pembahasan dalam bab Iman kitab shahihnya, yaitu:
Umar bin Abdul Aziz r.a menulis surat kepada gubernurnya:
“Sesungguhnya dalam urusan iman itu terdapat berbagai kewajiban dan syariat, hukum-hukum dan tata cara hidup. Maka barangsiapa yang menyempurnakan semuanya, maka telah sempurna imannya, dan barangsiapa yang tidak menyempurnakannya, maka tidak sempurna imannya. Jika seandainya aku hidup lama, maka aku akan menjelaskan semuanya hingga kamu sekalian bisa mengamalkannya. Jika aku mati, maka tidaklah aku kecuali sebatas menjadi pemimpin yang perhatian dengannya”.
Dalam surat Khalifah Umar bin Abdul Aziz r.a di atas, sangat jelas tersirat bahwa kesempurnaan iman bergantung pada kesempurnaan pelaksanaan syariat islam dalam berbagai aspek kehidupan, misalnya ekonomi, pendidikan, politik, gaya hidup, dan lain-lain.
Iman juga berarti ketenangan hati dalam keyakinan akan kebenaran ajaran islam. Selain itu, iman juga berbentuk berbagai ibadah yang dilakukan dalam waktu-waktu tertentu, misalnya shalat, menuntut ilmu agama, dzikir, membaca al-Quran, dan lain-lain.
Ibnu Mas’ud r.a menyatakan bahwa yakin adalah keseluruhan dari iman, Ibnu Umar r.a menyatakan bahwa sekali-kali seorang hamba tidak akan pernah mencapai hakikat takwa, hingga ia terlepas dari berbagai keraguan yang ada di dalam dadanya.
Imam al-Mujahid mengidentikkan iman dengan semua perintah dalam syariat, Ibnu Abbas r.a menyatakan bahwa iman adalah syariat dan manhaj.
Semua pendapat di atas menyiratkan satu hal, yaitu bahwa iman adalah meyakini kebenaran islam dalam semua ajarannya yang mencakup seluruh aspek kehidupan, kemudian mengamalkannya.
3. Standar Iman Yang Paling Dasar adalah melaksanakan rukun islam
Dari Ibnu Umar r.a, Rasulullah saw. bersabda:”Islam dibangun di atas lima hal, yaitu syahadat –kesaksian- bahwa tidak ada Tuhan selain Allah swt, dan bahwa Muhammad saw. adalah utusan Allah, Mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji, dan berpuasa di bulan ramadhan”. (shahih al-Bukhari no.8)
4. Memahami dan Mengamalkan Cabang-cabang iman dalam Surat al-Baqarah Ayat 177
Firman Allah swt. dalam surat al-Baqarah ayat 177:
“Bukanlah kebaikan itu dengan hanya menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat, akan tetapi kebaikan itu adalah beriman kepada Allah, dan hari akhir, beriman kepada malaikat, kitab-kitab-Nya, para nabi, dan juga memberikan sebagian harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang dalam perantauan, peminta-minta, dan juga orang yang terlilit utang, mendirikan shalat, menunaikan zakat, memenuhi janji jika berjanji, bersabar dalam kesempitan dan kelapangan, dan juga bersabar dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (al-Baqarah:177)
5. Memahami dan melaksanakan cabang-cabang iman dalam surat al-Mu’minun Ayat 1-11
Dalam surat al-Mu’minun (orang-orang yang beriman) ayat 1-11, disebutkan beberapa cabangiman, yaitu:
1) Khusyu’dalam shalat;
2) Menjaga diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat;
3) Menunaikan zakat;
4) Menjaga kemaluan;
5) Menjaga amanah dan janji;
6) Menjaga shalat;
6. Memiliki Sifat Malu
Dari Abu Hurairah r.a, Nabi saw. bersabda:”Iman itu memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan sifat malu adalah salah satu cabang dari iman”.(Shahih al-Bukhari no.9)
7. Menjaga Lisan dan Anggota Badan Lainnya dari Mengganggu Orang Lain
Dari Abdullah bin Amr r.a, Nabi saw. bersabda:”Muslim yang benar adalah muslim yang kaum muslimin di sekitarnya terjaga dari gangguan lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah dengan benar adalah orang yang berhijrah –meninggalkan- segala hal yang dilarang oleh Allah swt.”. (Shahih al-Bukhari no.10)
Dari Abu Musa r.a, bahwa para sahabat pernah bertanya kepada Nabi saw”Islam yang seperti apa yang paling utama?”. Beliau saw. bersabda:”Seseorang yang kaum muslimin terjaga dari lisan dan tangannya”. (Shahih al-Bukhari no.11)
8. Memberi Makan dan Menebarkan Salam
Dari Abdullah bin Amr r.a, bahwa suatu ketika seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw.:”Islam yang seperti apa yang baik?” Beliau saw. menjawab:”Memberikan makan, dan member salam kepada yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal”. (shahih al-Bukhari no.12)
9. Mencintai saudara sesama muslim seperti mencintai diri sendiri
Dari Anas bin Malik r.a, Nabi saw. bersabda:”Tidaklah beriman –dengan iman yang sempurna- seseorang di antara kamu, hingga ia mencintai untuk saudaranya, apa-apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri”. (Shahih al-Bukhari no.13)
10. Mencintai Nabi saw. Di atas Segalanya
Dari Abu Hurairah r.a, Nabi saw. bersabda:”Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah beriman salah seorang di antara kamu, hingga aku lebih dicintainya daripada orang tua dan anak-anaknya”. (Shahih al-Bukhari no.14)
Dalam riwayat lain: “….dan juga daripada manusia seluruhnya”. (al-Bukhari no.15)
Selain 10 hal di atas, berikut ini akan disebutkan secara ringkas mengenai cabang-cabang iman yang disebutkan oleh Imam al-Bukhari dalam Bab Iman pada kitab shahihnya, yaitu:
1) Mencintai Allah dan rasul-Nya lebih dari segalanya; (al-bukhari no.16).
2) Mencintai sesama muslim karena Allah; (al-bukhari no.16)
3) Membenci kembali kepada kekufuran, sebagai bencinya jika ia dilemparkan ke dalam api; (al-bukhari no.16)
4) Mencintai kaum anshar –penduduk muslim asli madinah-; (al-bukhari no.17)
5) Tidak berbuat syirik; (al-bukhari no.18);
6) Tidak mencuri; (al-bukhari no.18)
7) Tidak berzinah; (al-bukhari no.18)
8) Tidak membunuh anak sendiri; (al-bukhari no.18)
9) Tidak memfitnah; (al-bukhari no.18)
10) Tidak bermaksiat; (al-bukhari no.18)
11) Mengasingkan diri untuk menghindari fitnah dunia; (al-bukhari no.19)
12) Berjihad di jalan Allah swt; (al-bukhari no.26)
13) Haji Mabrur; (al-bukhari no.26)
14) Tidak mencela suami bagi wanita; ((al-bukhari no.29)
15) Berbuat baik dan tidak membedakan saudara yang tinggal numpang dirumah; (al-bukhari no.30)
16) Tidak membunuh atau berniat membunuh seseorang; (al-bukhari no.31)
17) Menghindari sifat munafik; (al-bukhari no.33)
18) Ibadah pada malam lailatul Qadr; (al-bukhari no.35)
19) Tarawih pada malam ramadhan; (al-bukhari no.37)
20) Bersikap mudah dalam urusan agama –tidak mempersulit diri-; (al-bukhari no.39)
21) Beribadah dengan rutin meskipun sedikit; (al-bukhari no.43)
22) Sering mengucapkan “Laa Ilaaha Illallah”; (al-bukhari no.44)
23) Menjaga Ibadah-ibadah wajib; ((al-bukhari no.46)
24) Melayat jenazah; (al-bukhari no.47)
25) Tidak mencaci orang lain; (al-bukhari no.48)
26) Menghindari perselisihan sesama muslim; (al-bukhari no.49)
27) Memahami dan mengamalkan rukun iman, rukun islam, dan ihsan; (al-bukhari bab no.37 hadits no.50)
28) Menjaga kehalalan harta; (al-bukhari no.52)
29) Menjaga keikhlasan niat dalam amalan; ((al-bukhari no.54)
30) Menafkahi keluarga; (al-bukhari no.55)
31) Memberi, Menerima dan mendengarkan nasehat; (al-bukhari bab no.42, hadits no.57 dan 58)
Post a Comment for "31 Tanda Seseorang Beriman Dengan Benar | Intisari Shahih al-Bukhari Bab Iman"