Tafsir Haraki Surat al-Ikhlas Ayat 1-4
Tafsir Surat al Ikhlas Ayat 1- 4 | Surat al-Ikhlas adalah surat yang diturunkan di Mekah, dan mempunyai keutamaan yang sangat besar. Ia disebut-sebut oleh Nabi saw. sebagai surat yang keutamaan dan isinya mencakup sepertiga al-quran.
Asbabun Nuzul atau Sebab Turunnya Surat al-Ikhlas
Dari Ubay bin Ka’ab r.a, bahwa suatu ketika orang-orang musyrik berkata kepada Nabi saw.:”Ya Muhammad! sebutkan kepada kami nasab Tuhanmu! Maka Allah swt. menurunkan suratal-ikhlas”. (Ibnu Katsir)
“Katakanlah! Dialah Allah Yang Maha Esa (1) Allah tempat meminta segala sesuatu (2) Tidak Pernah Beranak dan tidak pula diperanak (3) Dan Tidak ada satu mahlukpun yang setara dengan-Nya (4)
Isyarat Haraki dalam ayat ini
1. Hendaklah setiap muslim memahami bahwa Allah swt. Tuhan semesta alam adalah Zat yang Esa dan tidak ada satu mahluk pun yang sama dengan-Nya.
2. Hendaklah para dai memastikan bahwa umat memahami dengan kokoh hikmah dan materi akidah tentang keesaan Allah swt. dalam surat ini.
3. Imam Ibnu Katsir berkata bahwa kalimat “Katakanlah! Dialah Allah Yang Maha Esa (1)” maknanya adalah Allah swt. Maha Tunggal, yang tidak memiliki seorang pembantu dan tidak pula mempunyai majelis pembantu, tidak ada yang serupa dan setara dengan Zat-Nya, serta kata dan sifat ini (sifat ahad) tidak pernah bisa dinisbatkan kepada siapapun selain Allah swt. Sebab, kata sifat ini menunjukkan kesempurnaan dan seluruh sifat dan perbuatan.
4. Arti Kata “ash-Shamad” dalam ayat kedua surat ini menurut Ibnu Abbas r.a adalah sebagai tempat seluruh mahluk mengadukan dan mengajukan berbagai kebutuhan dan doa. Maksudnya yaitu bahwa salah satu sifat Allah swt. yang menjadi tanda keagungan-Nya adalah Allah swt. menjadi tempat bersandar satu-satunya bagi para mahluk di dunia, untuk mengadukan dan mengajukan berbagai kebutuhan dan juga doa.
5. Salah satu tanda kemurnian tauhid dan kekuatan akidah yang diisyaratkan dalam ayat kedua surat ini adalah dengan menjadikan Allah swt. tempat bersandar, mengadukan berbagai doa dan harapan, serta sebagai tempat curahan hati ketika menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan dan urusan dakwah.
6. Hendaklah para aktivis dakwah memastikan bahwa umat memahami Allah swt. sebagai tempat mengadukan berbagai masalah dan kesulitan hidup. Pahamkanlah umat bahwa sebesar apapun masalah yang dihadapi, seorang muslim selalu punya Allah swt. yang Maha Esa sebagai tempatnya berkeluh kesah dalam doanya.
7. Dalam ayat ketiga surat ini, Allah swt. menerangkan dengan tegas bahwa Allah swt. tidak memiliki nasab atau garis keturunan dengan mahuk-Nya. Allah swt. adalah Zat yang Maha Tunggal, tidak berayah, tidak beribu, dan juga tidak beranak, bukan pula anak dari mahluk manapun. Hendaklah pula para dai menyampaikan hal ini kepada umat, dan memastikan kepahaman mereka terhadapnya.
8. Ayat keempat dalam surat ini adalah closing statemen (pernyataan penegasan penutup) bahwa Allah swt. tidak memiliki saingan lain yang setara dengan Zat-Nya, dengan kekuasaan-Nya, dengan keagungan-Nya. Serta tidak ada satu mahluk pun di dunia ini, yang sama dan setara dengan zat-Nya.
9. Dalam keseluruhan surat ini, ada 4 hal yang menjadi tanda kekuatan tauhid seorang muslim, yang harus diajarkan oleh para kader dakwah kepada umat ini, yaitu:
1) Paham dan Yakin akan Keesaan Zat Allah swt.
2) Menjadikan Allah swt sebagai satu-satunya tempat bersandar dan berharap dalam menghadapi sebesar apapun kesulitan.
3) Memahami dan meyakini bahwa Allah swt. tidak memiliki nasab atau garis keturunan.
4) Memahami dan meyakini bahwa tidak ada satu mahlukpun di seluruh alam semesta ini yang sama atau setara dengan zat Allah swt.
Posting Komentar untuk "Tafsir Haraki Surat al-Ikhlas Ayat 1-4"