Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir Haraki Surat al Humazah

Tafsir Surat al Humazah |

Celakalah bagi setiap orang yang suka mencela dengan lisan dan perbuatan (1). Yaitu orang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya (2). Ia menganggap bahwa hartanya akan membuatnya kekal (3). Akan tetapi tidak, sungguh ia akan dilemparkan ke dalam neraka hutamah (4). Dan tahukah kamu apakah neraka hutamah itu? (5). Yaitu api Allah yang menyala-nyala (6). Yang membakar hingga ke hati (7). Sesungguhnya api itu menutupi mereka (8). Sementara mereka terikat pada tiang-tiang yang panjang (9).

Tafsir Haraki Surat al Humazah

Tafsir Surat al Humazah


Hikmah dan pelajaran dalam ayat ini adalah sebagai berikut:

1. Surat al Humazah adalah surat Makkiyah yang diturunkan di Mekah, hal ini mengandung arti bahwa salah satu sifat yang sudah berusaha dihilangkan oleh al Qur’an dari generasi awal islam adalah sifat suka mencela baik dengan lisan maupun perbuatan.

Namun, yang sangat miris adalah kenyataan dunia islam saat ini yang memperlihatkan kepada kita banyaknya orang-orang yang merasa paham agama dan ditokohkan oleh sebagian umat dengan mudahnya melontarkan celaan kepada saudaranya sesama muslim.

Oleh sebab itu, sangat penting untuk menguatkan tadabbur terhadap keseluruhan ayat-ayat al Quran bagi semua lapisan umat, khususnya para tokoh agama dan dakwah, agar mereka memahami berbagai larangan Allah SWT. dalam agama ini.

2. Secara khusus, surat ini adalah ancaman bagi kalangan masyarakat jahiliyah saat itu yang sangat suka mencela dan mencari-cari aib kalangan umat Islam yang saat itu masih berjumlah sangat sedikit. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa sifat suka mencela dan mencari aib adalah bagian dari sifat jahiliyah dalam diri seseorang.   

3. Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, arti kata “Humazatil Lumazah” adalah mencela dan menceritakan aib. Imam al Rabi’ bin Anas rahimahullah berpendapat bahwa al Humazah artinya adalah mencela manusia dihadapannya, sedangkan al Lumazah adalah mencela manusia di belakangnya.

Imam Qatadah berpendapat “Humazatil Lumazah” mencela manusia dan menceritakan aibnya dengan lisan dan matanya, memakan daging manusia dengan gibah, dan mencela mereka.

4. Ayat kedua dalam surat ini menyebutkan sifat tercela lainnya yang juga melekat pada seorang yang suka mencela manusia, yaitu suka mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.

Menurut Imam Ibnu Katsir rahimahullah, ayat kedua ini senada dengan firman Allah SWT. yang ada dalam surat al Ma’arij ayat 18, yaitu: “Dan ia mengumpulkan harta lalu menyimpannya.”

Sifat suka mengumpulkan harta dan selalu menghitungnya ini merupakan salah satu sifat jahiliyah yang wajib dihindari oleh setiap muslim. Sifat ini selalu dilengkapi dan diikuti dengan sifat kikir dan bakhil, serta tidak mau menunaikan kewajiban hartanya kepada Allah swt.

Sebenarnya, mengumpulkan dan menghitung harta adalah hal yang lumrah dilakukan oleh setiap manusia, khususnya mereka yang terbiasa dengan dunia bisnis dan wirausaha. Namun, yang dicela dari kedua sifat ini adalah ketika kebiasaan menghitung harta ini disertai dengan sifat kikir yang abai terhadap zakat, infak, sedekah, dan jihad harta di jalan Allah SWT.

5. Ayat ketiga dalam surat ini berbunyi “Ia menganggap bahwa hartanya akan membuatnya kekal (3)”. Ayat ini menjelaskan mengenai cara berfikir manusia pada masa jahiliyah yang sangat dominan dalam masyarakat pada saat itu, yaitu anggapan seolah-olah harta yang mereka kumpulkan akan membuat mereka kekal selamanya di dunia.

Perlu kita ketahui bahwa cara berpikir jahiliyah ini tidak hanya ada pada masa itu, namun juga masih banyak bertahan hingga saat ini.

Oleh karenanya, hendaklah setiap muslim berhati-hati dari sikap terhadap harta yang satu ini, yang akan membawa mereka kepada perbuatan kikir dan merasa memiliki harta dari Allah swt., bukan merasa dititipi harta oleh Allah SWT.   

6. Ayat keempat surat ini berbunyi “Akan tetapi tidak, sungguh ia akan dilemparkan ke dalam neraka hutamah (4)”. Ayat ini merupakan sangkalan dan bantahan atas cara berpikir jahiliyah pada ayat ketiga.

Bahkan, tidak hanya sekedar membantah, namun juga langsung mengabarkan akibat dari cara berpikir mereka. Yakni bahwa mereka akan dilemparkan oleh Allah SWT. ke dalam sebuah tempat di neraka yang bernama Hutamah di akhirat kelak. Na’udzubillah…..

7. Dalam ayat kelima, Allah SWT., menarik perhatian kaum muslimin yang membaca surat ini dengan pertanyaan “Dan tahukah kamu apakah neraka hutamah itu? (5)”.

Pertanyaan ini bertujuan agar kaum muslimin memperhatikan dengan seksama tentang informasi yang akan disampaikan selanjutnya pada ayat keenam, yaitu gambaran keadaan manusia jahiliyah yang sudah disebutkan sifatnya di atas di akhirat kelak.

8. Adapun ayat keenam yang dimaksud adalah “Yaitu api Allah yang menyala-nyala (6). Yang membakar hingga ke hati (7). Imam Tsabit al Bunani berkata bahwa Api neraka dalam ayat ini akan membakar mereka dalam keadaan hidup-hidup hingga sampai ke organ hati mereka.

Imam Muhammad bin Ka’ab rahimahullah berkata: Api neraka dalam ayat ini memakan semua bagian tubuh mereka hingga ke hati. Jika sudah sampai ke hati sebagai organ terakhir, maka jasadnya akan diutuhkan kembali.

Ilustrasi di atas sungguh sebuah gambaran keadaan mengerikan yang tidak terbanyangkan rasa sakitnya. Na’udzubillah…

9. Jika ayat keenam dan ketujuh menggambarkan sifat api neraka hutamah, maka ayat kedelapan dan kesembilan menggambarkan kondisi mereka saat menerima siksa tersebut, yaitu: Sesungguhnya api itu menutupi mereka (8). Sementara mereka terikat pada tiang-tiang yang panjang (9).

Dalam kedua ayat ini, kondisi mereka saat menerima siksa tersebut ternyata sangat jauh mengerikan, yaitu dalam keadaan terselimuti kobaran api, sambil terikat pada tiang-tiang kayu yang panjang. Semoga Allah SWT. menjaga kita, keluarga kita, dan kaum muslimin dari hal demikian…. aamiin.

 

 

                

 

 

 

 

          

            

Posting Komentar untuk "Tafsir Haraki Surat al Humazah"

Buku sejarah 25 Nabi Balita